Sunday, December 24, 2023

Album Foto Luftwaffe Koleksi Joko Nugroho



Album foto kenangan masa perang (Kriegserinnerungen) ini adalah milik teman saya di Facebook, kang Joko Nugroho (Jocko Whiteboard), dan berisikan foto-foto pribadi seorang prajurit Luftwaffe di era Perang Dunia II, dari masa pelatihan di RAD (Reichsarbeitsdienst) sampai penempatannya di wilayah pendudukan Front Barat. Dari nama yang banyak muncul di teks penyerta foto, kemungkinan besar si prajurit bernama Franz Bausen.


Beraneka kegiatan, termasuk acara olahraga dan foto close-up.



Yang ini diambil dari foto propaganda yang banyak beredar pada masa itu, yang memperlihatkan pelatihan Fallschirmjäger (Pasukan Terjun Payung Jerman). Tidak diketahui apakah si prajurit Luftwaffe memang berasal dari unit FJ atau tidak.



Sama seperti sebelunya, kumpulan foto propaganda yang memperlihatkan pelatihan Fallschirmjäger.



Sama seperti sebelunya, kumpulan foto propaganda yang memperlihatkan pelatihan Fallschirmjäger.



Acara kegiatan berburu di musim dingin. Orang tinggi besar yang memakai topi pilot adalah Generalfeldmarschall Hugo Sperrle (Chef Luftflotte 3).



Masih dari acara berburu yang sama, kini dengan binatang hasil buruan.



Generalfeldmarschall Hugo Sperrle (Chef Luftflotte 3) bersama dengan para perwiranya. Postur dan wajahnya hampir mirip dengan Panglima Luftwaffe Hermann göring!



Upacara yang diselenggarakan di depan hanggar. Lokasinya kemungkinan besar di Front Barat.



Upacara yang diselenggarakan di depan hanggar. Memberi hormat adalah Generalfeldmarschall Hugo Sperrle (Chef Luftflotte 3).



Penampakan para perwira Luftwaffe dan pesawat Junkers Ju 87 "Stuka". Ritterkreuzträger di kiri atas adalah General der Flieger Helmuth Förster (Chef der Luftabwehr im RLM).



Para perwira Luftwaffe di Front Barat.



General der Flieger Helmuth Förster (kanan, Chef der Luftabwehr im RLM) dalam acara pemberian penghargaan terhadap prajurit Luftwaffe.



Penutup. Tidak ada keterangan identitas dari Oberstleutnant yang nampang dalam lembaran ini.


Sumber :
Foto koleksi Joko Nugroho (Jocko Whiteboard)

Saturday, September 2, 2023

Foto Tokoh Third Reich Peraih Kriegsabzeichen für die Marineartillerie (Naval Artillery War Badge)



Admiral Johannes Bachmann (22 Maret 1890 - 2 April 1945) bergabung dengan Kaiserliche Marine tanggal 1 April 1909 dan bertugas di kapal-kapal perang yang dipunyai Jerman seperti "Freya" dan Gneisenau", juga kapal torpedo "G 8" dan "V 130". Seusai Perang Dunia Pertama Bachmann menjadi perwira di unit artileri pantai sebelum dilempar kembali ke barisan kapal perang (Hamburg, Nymph, Karlsruhe, Ostsee, dan Emden). Pada tanggal 1 Februari 1943 dia ditunjuk sebagai Kommandierender Admiral "Atlantikküste", dan ini menjadi jabatan terakhirnya karena tak lama setelahnya, tanggal 31 Mei 1943, Bachmann pensiun. Dia dianugerahi Deutsches Kreuz in Silber tanggal 5 Maret 1943 sebagai Admiral dan Marinebefehlshaber Westfrankreich. Bachmann gugur dalam pertempuran di dekat Willebadessen/Warburg pada tanggal 2 April 1945 (entah apa sebabnya dia masih ikut mengangkat senjata walaupun sudah pensiun!) dan jenazahnya kemudian dikebumikan di Königswinter-Ittenbach. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Marineverwundetenabzeichen in Schwarz; Ritterkreuz II. Klasse des Königlich Sächsischer Albrechtsordens mit Schwertern; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis I. Klasse; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; serta Kriegsverdienstkreuz II.Klasse dan I.Klasse mit Schwertern


Sumber :
www.en.wikipedia.org

Sunday, August 20, 2023

Foto Tokoh Third Reich dengan Pince-Nez (Kacamata Tanpa Gagang)



Foto ini diambil oleh Hugo Jaeger pada tanggal 5 Oktober 1939, dan memperlihatkan Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Chef der SS und deutschen Polizei) yang sedang berbicara dengan seorang perwira Orpo (Ordnungspolizei) tak dikenal - kemungkinan berpangkat Major - di sela-sela acara parade kemenangan pasukan Jerman di Warsawa, Polandia. Di latar belakang terlihat barisan mobil VIP dari jenis Mercedes-Benz W31 type G4 yang terparkir di pinggir jalan. Terdapat keterangan yang berbeda mengenai Polizeibataillonen mana yang bertugas di Warsawa pada saat foto ini diambil. Berdasarkan roll NARA T 312 R 39 (AOK 8), lima diantaranya - yang berada di bawah komando Oberst Rietzler (atau Ritzer) - dikirim ke Warsawa tak lama setelah ibukota Polandia tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman tanggal 28 September 1939. Laporan arsip IPN Polandia menyebutkan bahwa yang dikirim adalah Polizei-Bataillon 2 (Major Herbert Küster), Polizei-Bataillon 5 (Major Jenke), Polizei-Bataillon 6 (Major Wenzel), dan Polizei-Bataillon 7 (Major Vollmar). Buku Wolfgang Curilla menyebutkan tiga unit tambahan yang ada di Warsawa selama berlangsungnya parade: Polizei-Bataillon 3 (Major Höcke), Polizei-Bataillon 4 (Major Kasten), dan Polizei-Bataillon 6. Hanya saja yang terakhir kemungkinan baru tiba di pertengahan bulan Oktober 1939 sehingga tidak ikut hadir dalam acara parade. Hal menarik lain dari foto ini adalah bekas gagang kacamata yang terdapat di pipi atas Himmler. Uniknya, dalam kesempatan ini sang Panglima SS dan Polisi Jerman lebih memilih untuk menanggalkan kacamatanya dan menggantinya dengan pince nez (kacamata tanpa gagang). Ahli sejarah menyebutkan bahwa Himmler mempunyai masalah sakit kepala yang sering menderanya, yang diakibatkan salah satnya oleh kacamata yang tidak pernah lepas dari mukanya. Foto ini sendiri diambil di seberang podium utama tempat berdirinya Hitler dan jenderal-jenderal Wehrmacht pengiringnya, dengan Himmler membelakangi podium tersebut. Mobil-mobil yang ada dalam foto ini adalah milik Hitler dan para pengawalnya, yang datang ke lokasi dari arah pusat kota (berlawanan dengan arah parade pasukan). Saat parade dimulai, korps musik militer Wehrmacht adalah yang pertama datang, dan mereka mengambil posisi di depan satuan Polizei dan menghadap podium




Oberst Arthur Haussels (4 Februari 1895 - 13 Februari 1943)


Sumber :
Foto koleksi Hugo Jaeger
www.forum.axishistory.com

Tuesday, July 4, 2023

Foto Berwarna Bangunan Bersejarah


Sturmgeschütz III StuG 40 melintas di jalanan Athena, Yunani, dengan latar belakang bukit Akropolis yang terkenal, dan kuil Parthenon yang berdiri di atasnya. Foto ini diambil pada tahun 1943 - sewaktu Yunani masih berada di bawah kekuasaan pasukan Jerman - dan pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL terbitan awal tahun 1944. Uniknya, StuG satu ini bukanlah milik unit Sturmartillerie Heer (Angkatan Darat) ataupun Waffen-SS, melainkan milik Luftwaffe (Angkatan Udara), tepatnya V.Sturmgeschütz-Abteilung / Panzer-Artillerie-Regiment / Panzer-Division "Hermann Göring". Di tahun 1943 sendiri, unit lapis baja satu-satunya milik Luftwaffe ini beroperasi di wilayah Mediterania, utamanya di Afrika Utara, Sisilia dan Italia daratan



Sumber :
www.sturgeonshouse.ipbhost.com

Foto Bangunan Bersejarah di Eropa


Sturmgeschütz III StuG 40 melintas di jalanan Athena, Yunani, dengan latar belakang bukit Akropolis yang terkenal, dan kuil Parthenon yang berdiri di atasnya. Foto ini diambil pada tahun 1943 - sewaktu Yunani masih berada di bawah kekuasaan pasukan Jerman - dan pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL terbitan awal tahun 1944. Uniknya, StuG satu ini bukanlah milik unit Sturmartillerie Heer (Angkatan Darat) ataupun Waffen-SS, melainkan milik Luftwaffe (Angkatan Udara), tepatnya V.Sturmgeschütz-Abteilung / Panzer-Artillerie-Regiment / Panzer-Division "Hermann Göring". Di tahun 1943 sendiri, unit lapis baja satu-satunya milik Luftwaffe ini beroperasi di wilayah Mediterania, utamanya di Afrika Utara, Sisilia dan Italia daratan



Sumber :
www.sturgeonshouse.ipbhost.com

Foto Berwarna Sturmartillerie / Sturmgeschütz

 
Sturmgeschütz III StuG 40 melintas di jalanan Athena, Yunani, dengan latar belakang bukit Akropolis yang terkenal, dan kuil Parthenon yang berdiri di atasnya. Foto ini diambil pada tahun 1943 - sewaktu Yunani masih berada di bawah kekuasaan pasukan Jerman - dan pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL terbitan awal tahun 1944. Uniknya, StuG satu ini bukanlah milik unit Sturmartillerie Heer (Angkatan Darat) ataupun Waffen-SS, melainkan milik Luftwaffe (Angkatan Udara), tepatnya V.Sturmgeschütz-Abteilung / Panzer-Artillerie-Regiment / Panzer-Division "Hermann Göring". Di tahun 1943 sendiri, unit lapis baja satu-satunya milik Luftwaffe ini beroperasi di wilayah Mediterania, utamanya di Afrika Utara, Sisilia dan Italia daratan



Sumber :
www.sturgeonshouse.ipbhost.com

Thursday, June 1, 2023

Said Mohammedi, Mantan Sukarelawan Wehrmacht yang Menjadi Pejuang Kemerdekaan Aljazair

Oleh: Alif Rafik Khan

Said Mohammedi dilahirkan pada tanggal 27 Desember 1912 di wilayah Berber Kabyle, Tizi Ouzou, Aljazair. Seperti sebagian besar negara Asia-Afrika lainnya di masa itu, Aljazair menjadi jajahan dari negara Eropa, yaitu Prancis. Di usia mudanya Said bergabung dengan Angkatan Darat Prancis. Pada waktu yang sama, dia mulai tertarik pada faham nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya yang terjajah. Said juga dikenal sebagai orang yang relijius, dan kedua hal tersebut (nasionalisme dan Islam) membuatnya menjadi pengikut fanatik Mufti Yerusalem, Hajj Amin al-Husseini. Selama berlangsungnya Perang Dunia II, Said ikut serta dalam usaha Al-Husseini yang berkolaborasi dengan Nazi Jerman, sambil berharap bahwa kekalahan Prancis di tahun 1940 dapat memuluskan rencana negaranya - dan juga koloni-koloni Prancis lainnya - untuk merdeka.

Said Mohammedi kemudian memutuskan untuk menjadi prajurit Wehrmacht dengan mendaftar sebagai kadet di Stahnsdorf pada akhir tahun 1941. Setelah menyelesaikan pelatihan dan disumpah setia, dengan pangkat Feldwebel dia ditempatkan sebagai anggota Kradschützen-Bataillon 4 yang merupakan satuan pelopor milik 24. Panzer-Division. Bersama unitnya tersebut, Said ikut bertempur dalam medan peperangan di Front Timur. Setelahnya dia dipindahkan ke unit Legion Freies Arabien (Legiun Arab Merdeka) yang sedang dibentuk di Zwetti, Austria, sebelum ditempatkan sebagai anggota Deutsche-Arabische Bataillon Nr 845 pada musim semi tahun 1943. Unit ini awalnya akan diterjunkan di Afrika Utara, tapi pasukan Jerman dan Italia keburu terusir dari sana sehingga wilayah operasionalnya kemudian dipindahkan ke wilayah Balkan. Said merasakan bertugas di Yunani selama enam bulan sebelum ditarik kembali untuk mendapatkan pelatihan tambahan sebagai anggota Abwehr (unit intelijen Wehrmacht) di Bad Belzig, Jerman. Setelah lulus, dia bergabung dengan Sonderkommando Wimmer, sebuah unit komando yang dipimpin oleh Oberst Franz Wimmer-Lamquet, seorang tokoh kontroversial yang dijuluki "Lawrence of Arabia-nya Jerman". Sonderkommando Wimmer sendiri bertanggung jawab langsung ke Adolf Hitler setelah meninggalnya Reinhard Heydrich di bulan Juni 1942.

Said Mohammedi sempat merasakan beberapa kali bertugas di garis belakang musuh sebagai agen Abwehr, biasanya dengan cara diterjunkan menggunakan parasut, terutama di front Afrika Utara dan Yugoslavia. Atas jasa-jasa serta keberaniannya, Said dianugerahi medali Eisernes Kreuz I.Klasse saat sedang menghabiskan jatah cuti di Berlin.

Pada musim panas tahun 1944, Said dikirim ke Aljazair (bersama dengan lima orang lainnya yang merupakan campuran Arab dan Jerman) oleh Abwehr, yang merupakan dinas intelijen Angkatan Bersenjata Jerman. Tugasnya adalah untuk mengumpulkan data-data intelijen serta melakukan usaha sabotase instalasi militer Sekutu disana. Sialnya, dia keburu tertangkap di wilayah Tebessa sebelum misinya sempat terlaksana. Said dijatuhi hukuman seumur hidup, tapi kemudian mendapat pengampunan setelah menghabiskan beberapa tahun di penjara. Tak lama setelah dibebaskan pada tahun 1952, dia langsung menjalin kontak dengan para pejuang Arab dan ikut aktif dalam Perang Kemerdekaan Aljazair. Sosoknya mudah dikenali dari kebiasaannya yang selalu mengenakan stahlhelm (helm khas Jerman) kemana-mana!

Said Mohammedi juga menjadi aktivis untuk organisasi North African Star, PPA dan MTLD. Pada tahun 1956 dia ikut berpartisipasi dalam Kongres Soummam bersama dengan Krim Belkacem, dimana dia kemudian diangkat sebagai Wakil Pertama sekaligus Kolonel untuk Wilaya III, bersama dengan komandan-komandan terkemuka seperti Amirouche Aït Hamouda, Abderrahmane Mira dan Hamai Mohand Oukaci sebagai wakil. Dia juga menjadi anggota dari CNRA.

Selama berlangsungnya tahun 1957, elemen-elemen MNA - yang didukung oleh Angkatan Darat Prancis - melakukan operasi militer melawan ALN, dan membuat beberapa tokoh terkemuka pejuang kemerdekaan Aljazair gugur. Sebagai pembalasan, Letnan Bariki melakukan serangan balasan brutal terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai kontra-revolusioner di wilayah Melouza.

Pembantaian yang dilakukan oleh Letnan Bariki kemudian disebarluaskan oleh pihak Prancis. Sebagai komandan di Wilaya III, Said mengirim Kapten Mohand Arav Bessaoud untuk menginvestigasi kebenarannya, disusul oleh Komandan Amirouche yang membenarkan hasil penemuan Mohand. Said mengatakan bahwa dia bertanggungjawab penuh atas tindakan yang dilakukan oleh anakbuahnya, meskipun dia sendiri tidak pernah memberikan perintah langsung.

Said Mohammedi sendiri dikenal sebagai organisator ulung yang mampu memberikan pidato berapi-api layaknya Hitler, memobilisasi pasukan yang 100% setia kepadanya, serta menanamkan semangat militer tinggi kepada mereka. Segala usahanya tersebut menjadikan Wilaya III sebagai wilayah perlawanan paling kuat dan terorganisir di seluruh Aljazair, sebuah fakta yang membuatnya ditunjuk oleh rekan-rekan seperjuangannya untuk membentuk akademi militer senior pertama para perwira Aljazair yang didirikan di Kairo. Dia juga ditunjuk menjadi jenderal pertama di seantero National Liberation Army (ALN), sekaligus Kepala Staff Pemerintahan Transisi Republik Aljazair sebelum kemerdekaan di tahun 1962.

Setelah pensiun dari politik, Said Mohammedi tetap aktif menyuarakan penentangannya terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintahan terpilih Aljazair, terutama kecenderungan korupsi yang dilakukan oleh para pejabatnya dan aksi refresif pemimpin-pemimpinnya. Semua kritiknya tersebut membuat Said sempat dikenai hukuman tahanan rumah selama tiga tahun.

Di akhir hayatnya, Said menjadi simpatisan organisasi FIS (Front Islamique du Salut / Islamic Salvation Front), yang dia anggap sebagai satu-satunya kelompok pejuang yang dapat menggantikan rezim yang saat itu berkuasa.

Said Mohammedi meninggal dunia pada tanggal 5 Desember 1994 di Paris, Prancis.



Feldwebel Said Mohammedi sebagai anggota Kradschützen-Bataillon 4 / 24.Panzer-Division



Kolonel Said Mohammedi (lingkaran merah) bersama dengan para pejuang kemerdekaan Aljazair lainnya. Sosoknya mudah dikenali dari kebiasaannya yang selalu mengenakan stahlhelm (helm khas Jerman) kemana-mana!


Sunday, May 28, 2023

Parade Militer Jerman dan Soviet di Brest-Litovsk (1939)





General der Panzertruppe Heinz Guderian (kedua dari kanan), Kommandierender General XIX. Armeekorps (motorisiert), berdiskusi dengan seorang perwakilan dari pihak Rusia (tengah) mengenai garis demarkasi/perbatasan Jerman dan Soviet di wilayah Polandia yang telah diduduki. Mendampingi Guderian di sebelah kanan adalah Oberst i.G. Walther Nehring (Chef des Generalstabes XIX. Armeekorps). Foto ini diambil di sekitar Brest-Litovsk pada bulan September 1939 oleh Kriegsberichter Max Ehlert dan Heinz Boesig. Sebagian besar sumber tertulis dan juga internet menyebutkan bahwa perwira Rusia ganteng dalam foto ini adalah Jenderal Vladimir Borovitsky yang menjabat sebagai Komisar NKVD untuk Brigade Tank ke-29. Hal ini sedikit membingungkan karena si Rusia mengenakan jaket kulit dengan tanda pangkat Mayor atau yang setingkat dengannya, dan bukan jenderal. Titik terang didapatkan dari keterangan staff Front Belorusia, yang menyebutkan bahwa pada tanggal 20 September 1939 sekelompok pasukan pelopor Soviet dengan dipimpin oleh Mayor NKVD Filipp Filippovich Borovensky datang mengunjungi markas pasukan Jerman di Siemiatycze, barat-laut Brest, dimana tuan rumah kemudian memperlihatkan peta garis demarkasi Jerman-Soviet di wilayah Polandia yang diduduki. Mungkinkan terjadi kesalahan penulisan nama Borovensky menjadi Borovitsky karena kemiripannya? Tidak diketahui pasti. Yang jelas, nama Filipp Borovensky - yang nantinya terbunuh di tahun 1941 - jauh lebih cocok dengan identifikasi perwira Rusia dalam foto ini, berdasarkan dari kesamaan pangkat serta keterangan dari sumber asli yang menguatkannya



Dengan penuh rasa penasaran, prajurit-prajurit Jerman melihat-lihat kendaraan lapis baja BA-10A milik Tentara Merah di Lublin, Polandia, bulan September 1939. Mereka juga menyempatkan diri untuk ngadu huntu dengan prajurit Rusia yang menjaganya. BA-10A s/d BA-10M menjadi ranpur Soviet yang paling banyak diproduksi dalam Perang Dunia II, dengan jumlah mencapai 3.377 buah dari tahun 1938-1941. Ranpur dengan senjata utama meriam kaliber 45mm ini digunakan juga oleh Angkatan Barsenjata Finlandia dan Jerman. Pada kenyataannya, begitu banyak BA-10 yang dirampas oleh Wehrmacht sehingga pihak Komando Tinggi membuat nama resmi baru untuk kendaraan satu ini: Panzerspahwagen BA-203(r)! Foto oleh Kriegsberichter Höllenthal dari PK (Propaganda-Kompanie) 637 Ost


Prajurit-prajurit Jerman dan Rusia saling bercengkerama saat berlangsungnya perundingan garis demarkasi di Lublin, Polandia, bulan September 1939. Di latar belakang terlihat meriam kaliber 45mm dari kendaraan tempur BA-10A yang biasa digunakan oleh pasukan pelopor Soviet. Foto oleh Kriegsberichter Höllenthal dari PK (Propaganda-Kompanie) 637 Ost



Perwira Jerman dan Rusia saling berjabat tangan selama berlangsungnya pertemuan antara kedua belah pihak di Lublin, Polandia, bulan September 1939. Foto oleh Kriegsberichter Höllenthal dari PK (Propaganda-Kompanie) 637 Ost



Pertemuan tentara Jerman dan Rusia di Lublin, Polandia, bulan September 1939. Seorang prajurit Jerman menaiki ranpur BA-20 Soviet yang nantinya ikut serta dalam parade kemenangan di Brest-Litovsk tanggal 22 September. BA-20 (Broneavtomobil 20) adalah ranpur yang mempunyai tugas utama sebagai alat pengintaian. Pada tahun 1941 produksinya dihentikan oleh pihak Soviet karena dianggap sudah ketinggalan zaman. Foto oleh Kriegsberichter Höllenthal dari PK (Propaganda-Kompanie) 637 Ost



Dengan berdiri di atas podium, General der Panzertruppe Heinz Guderian, Kommandierender General XIX. Armeekorps (motorisiert), menyaksikan parade kemenangan pasukan Jerman - bersama dengan sekutu sementaranya dari Soviet - di Brest-Litovsk tanggal 22 September 1939. Dari kiri ke kanan : Generalleutnant Mauritz von Wiktorin (Kommandeur 20. Infanterie-Division), Heinz Guderian, dan Brigadir-Jenderal Semen M. Krivoshein (Komandan Brigade Tank Ringan Soviet ke-29). Ironisnya, Krivoshein sendiri merupakan keturunan Yahudi! Foto oleh Kriegsberichter Gutjahr dari PK (Propaganda-Kompanie) 689


Sumber ;
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.audiovis.nac.gov.pl
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.gettyimages.com
www.riowang.blogspot.com

Sunday, May 21, 2023

Foto 7. Unterseebootsflottille (7th U-Boat Flotilla)



Oberleutnant zur See (Ing.) Erich Zürn, yang merupakan Leiter-Ingenieur (Kepala Mekanik) di U-48, berpose di atas sebuah mobil Citroën Traction Avant model cabriolet yang memajang simbol banteng ngamuk milik 7. Unterseebootsflottille di bagian depannya. Foto ini diambil di pangkalan Angkatan Laut Jerman di St.Nazaire, Prancis, tanggal 14 Mei 1941. Sebagai fotografernya adalah Kriegsberichter Kurt Schlemmer dari Marine Propaganda-Abteilung West. Oberleutnant Zürn adalah seorang Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz) yang bertugas sebagai Kepala Mekanik di kapal selam U-48 dari bulan Desember 1939 s/d Juli 1941. Dia ikut terlibat dalam sembilan patroli perang yang menghabiskan waktu selama 243 hari di lautan. Dalam kurun waktu tersebut, U-48 secara berturut-turut dipimpin oleh tiga orang jagoan U-boat (Herbert Schultze, Hans Rudolf Rösing dan Heinrich Bleichrodt), yang secara keseluruhan menenggelamkan 43 kapal dengan total tonase 273.435 ton!



Sumber ;
www.en.wikipedia.org
www.imagesdefense.gouv.fr
www.oocities.org
www.ritterkreuztraeger.blogspot.com

Tuesday, April 18, 2023

Foto Berwarna Legion Condor


Para anggota muda dari korps musik Falangis bersiap-siap untuk acara parade kemenangan pasukan Nasionalis yang digelar di kota Madrid tanggal 19 Mei 1939. ABG-ABG ini mendapat julukan "Flechas y Pelayos", yang diambil dari nama majalah propaganda anak-anak yang khusus disediakan untuk konsumsi mereka. Para anggota muda Falangis sendiri mudah dikenali dari baret merah yang mereka kenakan. Foto oleh Hugo Jaeger



Prajurit-prajurit Spanyol berbaris melewati podium dalam parade kemenangan pihak Nasionalis yang diselenggarakan di Madrid tanggal 19 Mei 1939. Sebagai pemimpin upacara adalah Jenderal Andrés Saliquet (Komandan Wilayah Militer Madrid), dengan dihadiri langsung oleh Kepala Negara Francisco Franco. Parade Kemenangan Madrid sendiri digelar berselang lebih dari satu bulan setelah berakhirnya Perang Saudara Spanyol (17 Juli 1936 - 1 April 1939) yang dimenangkan oleh kaum Nasionalis pimpinan Generalissimo Franco. Peringatan berakhirnya perang yang menewaskan 500.000 orang ini kemudian secara rutin diselenggarakan setahun sekali di tanggal 1 April, yang dinamakan sebagai "Día de la Victoria" (Hari Kemenangan). Foto oleh Hugo Jaeger



Prajurit-prajurit Spanyol berbaris melewati podium dalam parade kemenangan pihak Nasionalis yang diselenggarakan di Madrid tanggal 19 Mei 1939. Di bawah podium berderet pasukan penjaga kehormatan yang berasal dari Maroko. Lebih dari 120.000 orang dan 1.000 kendaraan perang ikut ambil bagian dalam acara parade tersebut, termasuk kontingen kecil "sukarelawan" luar negeri yang tergabung dalam Legion Condor Jerman, Corpo Truppe Volontarie Italia, serta Viriatos Portugal. Prajurit-prajurit ini berbaris di sepanjang Paseo de la Castellana yang merupakan jalan utama di kota Madrid, dari arah utara ke arah selatan, dan menghabiskan waktu selama kurang lebih empat jam. Sekitar 400.000 orang menyaksikan acara parade ini, sementara di berbagai tempat tertempel poster-poster patriotik yang mengkultuskan pemujaan pada sosok pemimpin Nasionalis Francisco Franco



Prajurit-prajurit Falangis Spanyol berbaris melewati podium dalam parade kemenangan pihak Nasionalis yang diselenggarakan di Madrid tanggal 19 Mei 1939. "Falange Española" adalah nama resmi dari kelompok ekstrim kanan Spanyol yang beraliran anti-Komunis, anti-liberal serta anti-demokrasi. Dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939), kelompok ini dirangkul oleh pimpinan Nasionalis Francisco Franco, yang menginginkan agar semua partai dan grup yang beraliran kanan bersatu dalam satu wadah. Tidak kurang dari 150.000 milisi Falangis bertempur bersama dengan Angkatan Bersenjata Spanyol dalam perang hidup dan mati melawan pihak Republik yang beraliran kiri. Foto oleh Hugo Jaeger



Para penonton lokal dalam acara parade kemenangan pihak Nasionalis yang diselenggarakan di Madrid tanggal 19 Mei 1939. Orang-orang ini mengenakan pakaian tradisional Spanyol yang biasa dikenakan oleh rakyat kebanyakan, yang umumnya adalah petani. Wanita paling depan mengenakan selendang khusus yang dinamakan "mantoncillos” atau “picos”. Foto oleh Hugo Jaeger



Para penari dari San Esteban de Nogales berdansa di sepanjang jalanan Velilla de la Reina dalam festival lokal 'La Victoria' yang diselenggarakan di León pada tanggal 21 Mei 1939, sebuah festival yang digelar untuk merayakan kemenangan Kaum Nasionalis dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939). Foto oleh Hugo Jaeger



Festival lokal 'La Victoria' yang diselenggarakan di León pada tanggal 21 Mei 1939 untuk merayakan kemenangan Kaum Nasionalis dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939). Puncak acara diselenggarakan di Plaza las Palomas, dan di latar belakang di sebelah kanan kita bisa melihat bangunan Casa Botines hasil karya maestro Antoni Gaudi. Foto oleh Hugo Jaeger



Sumber :
www.artsandculture.google.com
www.coleccindemedallas-serteco.blogspot.com
www.en.wikipedia.org
www.facebook.com
www.visualhistory.livejournal.com